Istri Jenderal Bantah Aniaya dan Sekap Belasan Pembantu

BOGOR (Pos Kota) – Pemberitaan seputar dugaan penganiayaan atas 17 pembantu rumah tangga (PRT) oleh istri jenderal purnawirawan polisi, disikapi advokat yang juga sekaligus kerabatnya MS.
Victor Nadapdap yang didampingi empat orang lainnya dari anak maupun kerabat memberikan pernyataan ke wartawan Kamis (20/2) malam.

Pernyataan pelapor Yuliana Lawier 17, yang mengaku mendapat penyiksaan dari majikannya, dibantah. Dalam keterangan , Victor yang mewakili keluarga MS menuturkan, tidak pernah ada penganiayaan dalam rumah tersebut.

“Seperti kita ketahui Yuliana melaporkan klaien kami ke polisi. Prosesnya sedang berjalan hingga saat ini. Didalam rumah MS, ada 12 pembantu dimana 5 laki-laki dan 7 perempuan,”kata Victor.

Ia mengungkapkan, terkait laporan adanya penganiayaan, bisa dicek langsung kepada polisi.
“Saya bilang, tidak ada penganiayaan. Tentang penyekapan juga tidak ada, karena 12 orang itu bisa setiap hari keluar masuk gerbang dan diizinkan pergi kemanapun. Bahkan setiap pagi ada tukang roti masuk dan itu dibayar oleh tuan rumah dari MS sedangkan setiap sorenya para pembantu bisa makan baso,”ungkap Victor.

Ditambahkan, rumah MS terbuka kapapun karena terbukti dari para pembantu laki-laki bisa beli rokok dan menyuci mobil juga diluar dan bersih-bersih rumah dengan halaman pintu terbuka.
Dengan fakta ini, bisa dibuktikan pada posisi mana penyekapannya,”katanya.

Terkait keberadaan Yuliana, benar ada orang yang mengenalkannya. Yuliana ini datang dari Lampung yang awalnya bekerja di perkebunan kelapa sawit datang ke Jakarta terdampar ke Pulo Gadung. Dari sini ada yang membawanya ke rumah si jenderal.

“Dari penyalur tenaga kerja. Mereka ada 5 orang, 3 adalah laki-laki dan 2 perempuan,”paparnya.
Namun pada hari pertama kerja, yang laki-laki terlihat memiliki tingkah laku. aneh, makanya semua disuruh pergi.

Menurut Victor, dirinya bertemu dengan Marlinda, ibunda Yuliana Lewier di Jakarta.
“Tadi saya ketemu ibunya Yuliana. Perlu diketahui, ibu pelapor itu bekerja di rumah mertua MS di Sumatera Utara. Dia menjadi penjaga ibu mertua MS yang sudah tua, jompo bahkan buta,” tandasnya.

Dari antara pembantu yang ada, awalnya mau dipekerjakan untuk peternakan lele.
Usaha lele ini untuk membantu ekonomi MS, karena baru pensiun dari dinas.
MS, suami dari M ada di Bogor. MS diakui pejabat kepolisian namun baru pensiun 2013 kemarin.
“Selama ini dia berada di Kupang, Ambon dan lainnya untuk dinas. Tapi kalau sekarang MS ada di Bogor dan sudah pensiun,” jelas Victor.

Dengan perkembangan pemberitaan terkait penganiayaan yang dilakukan istri Jendral, MS menanggapi dengan biasa-biasa saja.

“Ini sebagai makan garam dikalangan Polri dan tidak terpancing untuk itu. Yuliana benar baru 3 bulan kerja. Ada calo yang mengantar dan minta uang Rp1 juta/orang. Karena calo bawa 5 orang, maka MS bayar Rp5 Juta,”katanya.

Untuk gaji Yuliana, akan dibayar kalau sudah setahun bekerja. Harapannya, agar uang gaji bisa dibawa pulang.”Jika dulu pernah terjadi hal serupa saya juga tidak tahu kalau masalah terulang,”ungkapnya menenai kasus serupa pernah terjadi beberapa waktu lalu di rumah tersebut.

Menurut Victor, yang bekerja di rumah MS, ada yang sudah 7 bulan, 6 bulan, 3 bulan.
“Mereka ini awalnya diperkenalkan karena terlantar di Pulo Gadung. Kemudian satu agama lagi,”tuturnya.

Dia mengakui, bahwa dirinya tidak mengetahui untuk para calo tersebut. “Saya bicara dengan Marlinda dan jimmy itu bukan kaka kandungnya. Dulunya juga ada pembantu datang kesana ngaku tidak hamil ternyata beberapa bulan ini hamil dan melahirkan, dan nyonya MS yang bawa kerumah sakit dan dibiaya dibayar hampir 10 juta serta diinkubator, si ibu bayi ikut ke kantor polisi,” jelasnya. (yopi)

Ket : Victor Nadapdap memberikan keterangan pers terkait pemberitaan penyiksaan pembantu oleh MS, istri seorang jenderal.

http://m.poskotanews.com/2014/02/21/istri-jenderal-bantah-aniaya-dan-sekap-belasan-pembantu/

Post Author: operator.info1