Mamuju – Bertempat di ruang rapat Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sulawesi Barat, dilaksanakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) dalam rangka Evaluasi Produk Hukum Daerah Kab/Kota dari perspektif HAM.(15/6)
Kegiatan tersebut merupakan kegiatan unggulan yang menjadi Target Kinerja Kementerian Hukum dan HAM, yang dilaksanakan oleh Sub Bidang Pelayanan, Pengkajian, dan Informasi HAM Divisi Pelayanan Hukum dan HAM Sulawesi Barat.
Acara dibuka secara resmi oleh Kepala Divisi Pelayanan Hukum dan HAM, Baroto, SH., MH. Dalam sambutannya menyampaikan apresiasi dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada peserta yang diwakili oleh berbagai unsur, yakni Pemda, Pemprov, Dinas Pendidikan, LSM, Radar Sulbar, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Perancang Perundang-undangan, dll.
Adapun dasar dari pelaksanaan kegiatan FGD yakni banyaknya Perda yang bermasalah dan diindikasi tidak berperspektif HAM. Kegiatan FGD yang dilaksanakan pada hari itu mengangkat tema “Kajian Perda Polewali Mandar Nomor 14 Tahun 2006 tentang Gerakan Masyarakat Islam Baca Al Qur’an”.
“Mengapa kita mengangkat Perda Polewali Mandar Nomor 14 Tahun 2006 tentang Gerakan Masyarakat Islam Baca Al Qur’an, karena perda ini disinyalir melanggar HAM,” ujar Baroto, dalam sambutannya.
Untuk itu, lanjut ia, tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini, yakni untuk membahas dan mengkaji bersama apakah betul Perda tersebut melanggar HAM atau tidak
Antusiasme peserta tampak jelas dalam kegiatan tersebut. Satu persatu perwakilan dari masing-masing unsur menyampaikan pendapat dan masukannya.
Dari hasil diskusi diperoleh beberapa masukan dan saran yang pada intinya menyepakati bahwa dalam pembentukan Peraturan Daerah, perlu diperhatikan pula muatan-muatan yang dikandung di dalamnya agar tidak menimbulkan bias persepsi yang akan berdampak pada kurang efektifnya pelaksanaan suatu peraturan.
Di akhir acara, Baroto, menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang mendukung terlaksananya kegiatan, dan berharap dukungan agar kegiatan serupa dapat sering dilaksanakan sebagai wadah untuk bertukar pikiran sekaligus bersilaturahmi.
(Kontributor : A. Rahmah Mulianty/HAM)
