Jakarta, ham.go.id – Upaya Direktorat Jenderal HAM dalam pengarusutamaan bisnis dan HAM di tanah air semakin mendapat respon positif di dunia usaha. Setelah beberapa waktu, PT. Pertamina (Persero) telah menjalin kerja sama, kini Forum Quality, Health, Safety, and Environment (QHSE) BUMN Konstruksi juga turut menyatakan dukungannya untuk turut serta terlibat untuk mendorong penerapan bisnis dan HAM.
Pada pertemuan antara Direktur Kerja Sama dan Ketua Umum Forum QHSE BUMN Konstruksi, yang digelar Selasa (23/8), kedua belah pihak bersepakat tentang pentingnya menerapkan nilai-nilai HAM dalam kegiatan bisnis. Hajerati mengungkapkan sejatinya bisnis dan HAM berupaya untuk mengintegrasikan nilai-nilai HAM yang telah secara parsial diterapkan di dunia usaha. “Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) juga merupakan bagian penting yang masuk di dalam diskursus bisnis dan HAM,”tutur Hajerati.
Untuk memperkenalkan lebih luas bisnis dan HAM, Hajerati mengaku KemenkumHAM selaku national focal point telah melakukan serangkaian upaya. Salah satu upaya tersebut di antaranya dengan pengembangan aplikasi berbasis website Penilaian Resiko Hak Asasi Manusia (PRISMA). “Melalui PRISMA ini, kami ingin memfasilitasi semua perusahaan di semua sektor bisnis baik besar maupun kecil untuk melakukan penilaian secara mandiri (self-assessment),” terang Hajerati.
Diharapkan, sambung Hajerati, melalui penilaian mandiri tersebut, kesadaran tentang pentingnya penerapan nilai HAM di dunia bisnis semakin meningkat. “Dengan demikian, maka penerapan prinsip-prinsip tersebut (bisnis dan HAM) akan meningkatkan daya saing kita di pasar global ke depannya,”imbuhnya.
Ketua Umum Forum QHSE BUMN Konstruksi, Subkhan, beserta timnya mengapresiasi inisiatif yang dilakukan Direktorat Jenderal HAM untuk mengembangkan bisnis dan HAM utamanya di sektor konstruksi. Sepakat dengan pernyataan Direktur Kerja Sama HAM, Ia menilai K3 tidak bisa dilepaskan dari semangat mengimplementasikan HAM. “Kami siap membantu untuk mensosialisasikan PRISMA ini ke mitra-mitra kami di sektor konstruksi,”ujarnya. (Humas DJHAM)