Hari Ketiga Gelaran Konferensi Internasional, Dirjen HAM Tekankan Pentingnya Seluruh Pihak Tolak “Penghalalan” Segala Bentuk Kekerasan dalam Kehidupan Umat Beragama

Jakarta, ham.go.id – “Menguatkan Kebebasan dan Toleransi Beragama Melalui Literasi Keagamaan Lintas Budaya” menjadi tema pada hari ketiga konferensi internasional yang diselenggarakan oleh Kementerian Hukum dan HAM dengan Leimena Institute. Wakil Menteri Hukum dan HAM (WamenkumHAM), Edward Omar Sharif Hiariej, berkesempatan hadir menyampaikan keynote speech sekaligus membuka konferensi, Kamis malam (15/9).

Dalam pidatonya, WamenkumHAM menyatakan kemajemukan merupakan suatu hal yang telah dikenal lama di bumi nusantara. Penerimaan atas kemajemukan tersebut digambarkan melalui istilah “Bhinneka Tunggal Ika”.

“Dalam kesempatan yang baik ini marilah kita Kembali kepada filosofi negara kita, untuk menghormati kebhinekaan di setiap sendi kehidupan,” ucap pria yang kerap disapa Eddy Hiariej ini.

Diyakini WamenkumHAM, semangat kebhinekaan bukanlah suatu penghalang untuk menciptakan keharmonisan dan kemuliaan di mata manusia dan Tuhan Sang Pencipta. Justru, kata Eddy, melalui semangat kebhinekaan ini maka nilai-nilai di dalam pancasila akan terwujud.

“Dengan adanya rasa apresiasi terhadap kebhinekaan, maka akan terwujudlah rasa kemanusiaan yang beradab, seperti pada sila kedua, memperlakukan manusia dengan adil, seperti sila kelima, dan terwujudlah kesatuan seperti pada sila ketiga,” jelas WamenkumHAM.

Ia menyambut baik terselenggaranya konferensi internasional terkait isu kebebasan dan toleransi umat beragama. “(konferensi) ini adalah salah bentuk implementasi kita bisa bersama berkumpul dari berbagai penjuru dunia, dari berbagai pemeluk agama dan kepercayaan berbeda untuk dapat memahami perbedaan antar manusia,” ungkapnya.

Selepas pidato kunci, Direktur Fasilitasi dan Informasi HAM Dadi Mulyadi, mengundang para narasumber untuk memberikan paparan. Pada kesempatan ini, panitia telah menghadirkan sejumlah narasumber yang kompeten di bidang isu kebebasan dan toleransi umat beragama baik dari dalam maupun luar negeri di antaranya; Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila, Vice President G20 Interfaith Association, Founder and President of Hardwired Global, Kabid Pendidikan dan Pelatihan Masjid Istiqlal, President of the Love Your Neighbor Community, dan Executive Director of The Sanneh Institute.

Pada akhir konferensi yang diselenggarakan selama tiga hari ini, Direktur Jenderal HAM, Mualimin Abdi diberikan kesempatan untuk menyampaikan pidato penutup (closing remarks). Dalam pidato singkatnya, Mualimin kembali menekankan pentingnya seluruh pihak untuk menolak “penghalalan” segala bentuk kekerasan manakala menghadapi persoalan dalam kehidupan umat beragama.

“Sebagai Negara yang menganut prinsip supremasi hukum, penyelesaian permasalahan kehidupan beragama dari kelompok tertentu harus diselesaikan oleh negara dengan cara-cara melaksanakan hukum yang benar, bukan dengan tindakan main hakim sendiri,” jelasnya.

Direktur Jenderal HAM juga mengucapkan apresiasi kepada Leimena Institute yang telah mendukung berjalannya acara konferensi berskala internasional selama tiga hari ini. Tidak lupa, Mualimin juga menyampaikan terimakasih kepada para narasumber, para pihak yang telah terlibat, serta para peserta yang menyukseskan berjalannya webinar.

“Dengan mengucap Alhamdulillah webinar Konferensi Internasional yang bertema “Kebebasan Beragama, Supremasi Hukum, dan Literasi Keagamaan Lintas Budaya” ditutup pungkas Mualimin.

Hingga penghujung kegiatan hari ketiga, konferensi internasional ini diikuti tidak kurang dari 1800 peserta dari berbagai negara. (Humas DJHAM)

Post Author: operator.info2